Senin, 06 April 2009

PONDOK PESANTREN FAUZUL MUSLIMIN

. Senin, 06 April 2009
2 komentar

PONDOK PESANTREN FAUZUL MUSLIMIN
KOTAGEDE YOGYAKATA
Sejarah Perkembangan
Secara formal, podok pesantren Fauzul Muslimin Yogyakarta berdiri pada bulan desember 1997 dan di bulan juli 1998 sudah terdaftar di Departemen Agama Kantor Wilayah Daerah istimewa Yogyakarta. Tetapi, embrio untuk ,mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah kotagede sudah sejak lama, yang merupakan obsesi dari tokoh sepuh kotagede.
Pada tahun 197, KH. Amir bersama dengan kawan-kawan mendirikan sebuah pesantren Ma’had Islamy di kotagede yang bergerak di bidang pendidikan. Setelah KH. Amir wafat, pesantren ini dilanjutkan oleh putranya, KH. JA’far Amir dan KH. Bakir Amir, yang kemudian oleh KH. Slamet Ahmad dibantu KH. Wardan Amir dengan nama MAdrasah Ma’had Islamy. Namun, cita-cita untuk mendirikan pondok pesantren belum terwujud. Dengan usaha keras dari para penerus KH.Amir dan merupakan alumni Ma’had Islamy tersebut, diantaranya H. Syamhudi, Drs. H. Asj’ari HD, MBA, Ir. H. Djurjani, MSc. (menantu KH. Wardan Amir), Drs. H. Djamhani, Drs. H. Mardjuki, Drs. H. C. santoso, H. Murdiyo, H. Mujono, BA. Usaha keras mereka berbuah dengan tanah wakaf seluas 4000 m2 yang sekarang menjadi lokasi pondok pesantren dari dokter Yazid Masyhudi, putera KH> Masyhudi yang waktu itu menjadi dokter di Bali.
Pada tahun 1997 Ma’had Islamy yang terbentuk yayasan mendirikan pondok pesantren yang diberi nama FAuzul muslimin. Kepemimpinan PP FAuzul Muslimin semula dipercayakan kepad austadz H. Umar Budiargo, MA. Kemudian sejak 1998, Al-Ustadz Drs. H. Zainul Muttaqin yang diamanahi sebagai pengasuh (kiyai) dibantu oleh ustadz Drs. Ahzab Muttaqin, M.Ag. dan karena Al-Ustadz Zainul Mutaqin wafat pada 8 juni 2004, maka pengasuh pesantren diamanhkan kepada Al-Ustadz Dr. H. A. Janan Asifudin, MA. Sampai kini.

Keadaan Masyarakat Sekitar
Masyarakat kotagede dikenal sebagai masyarakat religious dan dekat dengan beberapa sekolah/madrasah dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, lokasi PP Fauzul Muslimin berada di tempat yang strategis untuk pengembangan ke depan. PP Fauzul Muslimin juga tidak jauh dari terminal penumpang Giwangan Yogyakarta yang berjarak hanya ±1,5 km. Dari segi ekonomi, masyarakat di sekitar pondok pesantren tergolong berkecukupan, walaupun masih ada yang berada di bawah garis kemiskinan. Dan dari segi keagamaan juga sudah menujukkan grafik kenaikan, karena didukung oleh masjid Muadz bin Jabal, yang berdirinya mendahului pesantren. Memang kehadiran PP Fauzul Muslimin cukup membantu dalam keberagamaan masyarakat sekitar. Lama kelamaan hubungan antara pondok pesantren dan masyarakat sekitar semakin erat dan bersifat saling menguntungkan.

Pengelolaan Dan Organisasi Kelembagaan
PP FAuzul Muslimin merupakan salah satu amal usaha Yayasan Pesantren Ma’had Islamy, disamping yang sudah ada, yakni Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy, Madrasah Tsanawiyah Ma’had Islamy.
Sejak awal berdirinya PP FAuzul Muslimin sudah ada struktur kelembagaan, yang berada dibawah Yayasan Pesantren Ma’had Islamy. Dalam hal ini, Kyai/Pengasuh bersama majelis Syura/ Dewan Penyantun Pesantren pemimpin dengan dibantu oleh beberapa orang ustadz yang mengurusi bidang-bidang pendidikan dan kurikulum, sarana-sarana (kerumahtanggaan), hubungan social kemasyarakatan dan kesantrian. Bidang-bidang ini tetap tetap bertanggung jawab kepada Kyai/pengasuh. Untuk urusan keuangan dipegang oleh dua orang bendahara (putera dan putrid). Sedangkan untuk urusan kesekertariatan diserahkan kepada seseorang atau beberapa orang yang dinilai mampu menjalankan tugas kesekertariatan.
Sebagai wahana latihan berorganisasi bagi para santri, maka dibentuk organisasi, yakni Organisasi Santri Fauzul Muslimin (OSFM).

Kegiatan Pendidikan dan Ciri Khas
Fauzul Muslimin merupakan pesantren mahasiswa dan pelajar serta orang-orang sudah bekerja yang sangat berkeinginan untuk memperdalam agama islam. Hal ini menjadi komitmen dan tanggung jawab PPFM bagi masyarakat. System pendidikan di PP fauzul Muslimin mengalami perkembangan, karena sifatnya yang masih baru. Target yang ingin dicapai pendididkan di PP Fauzul Muslimin agar santri pondok pesantren:
1) Berakidah tauhid, beribadah masyru’ah, berakhlak karimah , berfikir obyektif, berusaha jujur dan berwawasan ilmu dan islam yang luas.
2) Membaca kitab yang berliteratur bahasa arab
3) Mengerti dan memahami kaidah bahasa arab (nahwu-sharaf)
4) Hafal juz amma dan beberapa ayat Al Qur’an atau hadist pilihan
5) Mengetahui kaidah-kaidah dan sumber-sumber hokum islam
6) Berbicara dengan bahasa arab dan inggris
7) Santri cakap berwirausaha.
Ada dua metode pendidikan yang diterapkan:
Pertama, santri menjalani pendidikan di pesantren selama tiga (3) tahun dengan tingkat/kelas yang ditentukan berdasrksn kemampuannya. Di tahun ke tiga (terakhir) santri diharuskan membuat karya tulis/tugas lainnya yang ditetapkan pesantren. Materi yang diajrkan kepada para santri meliputi Al Qur’an,Hadist, Aqidah, Bahasa Arab, Akhlaq, Ushul Fiqh. Adaun kitab-kitab yang dikaji di antaranya adalah Ilmu Tajwid, tartil, tafsir juz Amma, tafsir Ibn Katsir, Rawai’iul Bayan fi TAfsir Ayat Al-Ahkam (Ash-shabuny), Riyadusholihin, Bulughul Marom, Jawahirul Bughari, dan al-Lu’lu’ wal Marjan, Aqidah Al-Islamiyah, Syarah Tsalatsul Ushul, Kitab At-tauhid dan Syarahnya (Fathul Majid), Aqidatul Mu’min, Mulakhkhas Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah, Al-Muyassar fi ‘Ilm an Nahwi, Al-KAfi fi ‘Ilm sharf, ‘Arbain Nawawiyah, Islamuna (Sayyid Sabiq). Umdatul Ahkam, Fiqhus Sunnah, Mabadi Awaliyah, As-Sullam dan BAyan. Kitab-kitan tersebut dikaji oleh ustadz yang sesuai dengan bidangnya.
Kedua,Tidak ada batasan waktu beberapa tahun/bulan santri harus tinggal di pesantren. Tetapi ada target pemahaman dan penghafalan Al Qur’an dan as-Sunnah dan sosialisasi dakwah kemasyarakatan. Jadi fleksibilitas kesantrian ditentukan sejauh mana dia mampu menekuni target dan orientasi yang telah digariskan oleh pesantren.

Klik disini untuk melanjutkan »»

PONDOK PESANTREN AN NUR

PONDOK PESANTREN AN NUR

BANTUL YOGYAKARTA

Sejarah Pendirian Pondok Pesantren

Kemajuan dan perkembangan dalam segala hal selalu bergerak secara dinamis dan cepat. Di satu sisis, hal tersebut berdampak positif bagi kemajuan umat, tetapi di sisi yang lain juga menjadi ajang merebaknya segala pengaruh dan budaya yang tidak sesuai dengan moralitas Bangsa Indonesia sehingga pada akhirnya banyaklah penyimpangan yang terjadi dimasyarakat. Dengan alas an inilah KH. Nawawi ABDUL aziz yang merupakan salah satu tokoh yang disegani bidang hafidzul Qur’an dan Qiro’ah As Sab’ah berusaha membangun tembok untuk membentengi masyarakat dari segala bentuk dampak negative yang telah menjamur agar masyarakat dapat senantiasa berada dijalan yang kurus sehingga selamat dunia akhirat. Secara singkat, pondok Pesantren An-Nur melewati beberapa periode:

1. Periode perintisan (1966-1978)

Periode ini dimulai pada tahun 1960 ketika KH. Nawawi Abdul Aziz dipercay a menjabat ketua pengadilan agama KAb. Bantul. Sejak saat itu beliau mengetahui kehidupan keagamaan di Bantul, dimana kondisinya masih memprihatinkan. Beliau meras sudah saatnya lah mengajarkan ilmu yang didapat dari pesantren. Untuk itu, pada tahun 1964 dengan tekad bulat dan mantap didampingi istri beliau (Nyai Walidah Munawwir) dan putra pertamanya ‘Ashim Nawawi, beliau pindah ke dusun Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Disana mulai dirintis pengajian-pengajian baik yang bersifat umum, sorogan, bandongan maupun klasikal. Pengajian umum dislenggarakan setiap senin malam dan dikenal dengan sebutan malam selasaan dan setiap jumat pagi. Sedangkan tiap subuh diadakan pengajian sisitem sorogan dan klasikal dengan materi Al Qur’an. Selain itu, pada malam hari berlangsug kegiatan madrsah Diniyah yang dulu bernama Madrasah Lailiyah Salafiah An Nur yang sejak tahun 1976 pengelolaanya diserahkan kepada Bapak KH. Khudlori Abdul Aziz, santri beliau yang putra asli ngrukem.

Pada masa perintisan ini, hanya ada 7 santri luar yang bermukim di Ngrukem: 6 santri asal kutoarjo yaitu KH. Maftuh yang saat ini menjadi pengasuh pondok pesantren Lirboyo Kediri, Mahasin, Sholihah, Maringah dan Siti Ummi Kulstum serta 1 santri, Nurhalimah, dari banyuwangi.

2. Periode pertumbuhan

Berhubung kebanyakan santri yang dating adalah putrid maka yang pertama dibangun adalah asrama putrid. Pada ahad pon 18 April 1976 diadakan rapt antara Bapak KH. Nawawi Abdul Aziz dan paa sesepuh untuk memebahas pembangunan tersebut dilanjutkan pada hari ahad tanggal 12 September 1976 yang bertepatan dengan 17 Romadlon 1396 H dimulailah pembangunan tersebut dan selesai bulan April 1978. Sejak saat itu secara resmi Pondok Pesantren An Nur berdiri. Selang beberapa waktu, jumlah santri putra brtambah banyak sehingga dibangun dua kamar untuk santri putra ini.

3. Periode perkembangan

Semakin lama pondok pesantren ini semakin dikenal dimasyarakat sehingga dalam waktu tiga tahun, santri yang belajar telah mencapai 300 orang yang 70 % adalah penghafal Al Qur’an. Pada tahun tersebut juga dibangun asrama santri putra berlantai tiga dengan 18 kamar yang dilengkapi dengan Musholla, dapur, sumur kamar mandi dan WC, perpustakaan serta aula.

Keadaan tersebut terus maju dengan dinamis dan berkesinambingan. Hal tersebut sangatlah mendukung bagi tercapainya tujuan utama Pondok Pesantren An Nur yaitu: mencetak generasi Huffadzul Qur’an yang mampu menjunjung tinggi warisan nabi serta mengamalkannya, membangun santri yang berjiwa IMTAQ, berwawasan IPTEK, berakhlaqul karimah, betaqwa, bermental kuat dan bertanggung jawab.

Profile Kyai/Pengasuh

Pada tahun 1925 lahirlah seorang laki-laki yang diberi nama Nawawi. Ia merupakan putra ke-2 Bapak KH. Abdul Aziz, seorang petani yang tinggal dipelosok desa di daerah Kawedanan yang erkenal yaitu Kutoarjo tepatnya desa Tulusrejo Grabag Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah. Karir intelektual beliau dirintis sejak berumur tujuh tahun, dimana hari-hari beliau selalu dihiasi dengan berbagai kegatan Tholabul ‘ilmi. Pagi hari belajr disekolah Dasar (SR), sorenya mengikuti Madrasah Diniyah Al Islam Jono, sedangkan malam hari mengaji Al Qur’an kepada sang ayah dan juga beberapa disiplin ilmu Fiqh dan Ushuluddin.

Pada usia 13 tahun, beliau meneruskan pengembaraannya ke pondok pesantren Lirap untuk mengsji ilmu Alat (nahwu & shorof hingga Balaghoh) kepada Al Maghfurlah KH. Anshori selama 4 tahun. Setelah dirasa cukup, beliau pindah bersama kakaknya ke pondok pesantren Tugung Banyuwangi di bawah asuhan Al Maghfurlah KH. Abbas.

Setelah beberapa tahun, beliau merasa ingin sekali pulang ke kampong halaman sekedar melepas rasa rindu kepada keluarga. Untuk itulah, dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan RI, beliau pulang ke kutoarjo. Tetapi, “untung tak dapat diraih, malang tak dapat itolak”, sebelum sempat kembali kepondok, srdadu Belanda dengan membonceng tentara inggris mendarat disurabya dan menjarah jawa timur. Maka pupuslah harapan untuk kembali kepondok dan seluruh kitab yang dimiliki beliau tertinggal di banyuwangi. Tetapi beliau makin bersemangat dalam menuntut ilmu yang diwujudkan dengan kembali mondok untuk menghafal Qur’an ke sebuah pondok pesantren di Yogyakarta tepatnya di Pondok Krapyak yang didirikan oleh Al Maghfurlah KH. Ahmad Munawwir yang saat itu diasuh oleh Al Maghfurlah KH R Abdul Qodir Munawwir. Nasehat, tausiah dan irsyad dari Al Maghfurlah KH. R Abdul Qodir Munawwir beliau ikuti dan patuhi dengan ikhlas dan tekun, sehingga dalam waktu tiga bulan, beliau berhasil menghafal tujuh juz setengah dengan hafalan yang sangat baik. Di saat beliau sedang menikmati dan melatih keistiqomahan diri dalam menghafal dan menjaga Al Qur’an, dengan tanpa diduga sedikitpun terdengar berondongan peluru mitraliur yang menghujani langit Yogyakarta yang disertai dengan diterjunkan pasukan Belanda di lapangan terbang Maguwo(kini Adisucipto) sebagai tanda dimulainya class kedua. Hari itu pula beliau dan ketujuh temannya pulang kekampung halaman (kutoarjo) dengan berjalan kaki. Di rumah, beliau tetap menjaga hafalan Al Qur’an yang telah didapat dan menambah hafalan walaupun harus kut serts membntu gerilyawan.

Setelah Yogyakarta aman kembali (sekitar enam bulan), beliau kembali kekrapyak untuk melanjutkan tekadnya. Dengan berkat rahmat dari Allah SWT disertai dengan anugerah keistiqomahan yang dimiliki, beliau mampu menyelesaikan hafalan dalam waktu 18 bulan dengn hasil yang sangat memuaskan sehingga wajar saja jika guru beliau sangat menyayanginya. Bahkan sebagai puncak dari kasih _aying tersebut, beliau dimita untuk menikahi adik sang guru (KH. R Abdul Qodir Munawwir) yang bernama Hj. Walidah Munawwir yang juga telah hafsl Al Qur’an.

Setelah mendapt restu dai sang guru sekaligus kakak, pada hari ke-70 dari hari kelahiran putra pertamanya, beliau berangkat ke pondok pesantren Yanba’ul ‘Ulum Kudus untuk mengaji Al Qur’an dengan Qiro’ah Sab’ah kepada Al Maghfurlah KH. Arwani Amin. Pada tahun 1955 M beliau berhaasil menyelesaikan pelajaran dengan baik dengan menerima syahadah/ijazah khatam mengaji qiro’ah as sab’ah secara hafalan kepada Syaikh Al Maghfurlah KH. Arwani Amin Kudus.

Setelah belajar di kudus, bliau memutuskan kembali ke kutoarjo untuk mengajarkan ilmu dan juga membntu orang tua yang telah menapaki usia senja. Di sana beliau membuka pengajian Al Qur’an dan madrasah ibtida’iyah kelas I yang hanya dibantu oleh seorang tenaga pengajar yang meragkap sebagai pengurusnya. Keterbatasan pengajar tidak menjadi halangan bagi untuk berjuang dalam menebarkan ilmu agama. Beliau mengkader semua siswa sehingga siswa-siswi yang dududk di kelas IV sudah mampu untuk mengajar adik-adik kelas satu dan dua.

KH.R Abdul Qodir Munawwir, pemegang tampuk kepemimpinan pondok krapyak wafat, yang kemudian digantikan oleh KH.R Abdullah Affandi Munawwir. Pada saat itulah beliau (KH. Nawawi Abdul Aziz) dipanggil untuk membantu mengajarkan Al Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak, bersama dengan bapak KH. Mufid Mas’ud (pengasuh pondok pesantren sunan Pandanaran) serta Al Maghfurlah KH. Ali Ma’sum. Pembagian tugas dilakukan oleh KH. Abdullah Afandi M sbagai pengasuh utama, KH. Ali Ma’sum yang bertanggung jawab atas pengajran kitab sedangkan beliau dan KH. Mufid Mas’ud memegang pengajaran Al Quran.

Setelah dua tahun tingal di Krapyak, timbullah keinginan untuk pindah ke Dusun Ngrukem guna lebih mendekati tempat beliau bekerja yang saat itu menjabat sebagai ketua hakim pengadilan agama bantul dan juga didorong oleh keinginan untuk mendirikan Pondok Pesantren sendiri, dan berkat Ridho Allah SWT, beliau mampu mewujudkan cita-cita beliau untuk membsngun pondok pesantren yang sampai saat ini masih eksis berdiri. Sekarang umur beliau telah mencapai 80 tahun dan telah dikaruniai 11 putra/putrid dan 47 cucu serta buyut. Wqalaupun demikian Allah SWTbmasih memberikan nikmat sehat yang begitu besar sehinggan di usianya yang senja.

Kondisi Sosial Lingkungan pondok pesantren An Nur

Pondok Pesantren An Nur dibbangun di atas tanah seluas 2 hektar di dususn Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Daerah ini termasuk daeah yang sangat subur karena tergolong tanah vulkanik dan juga didukung dengan curah hujan yang cukup.

Dengan umurnya yang sudah hampir mencapai 30 tahun, Pondok Pesantren An Nur sudah sangat akrab dengan kehidupan masyarakat sekitar yang 90 persen adalah petani ekonomi menengah. Dalam waktu yang cukup lama pula masyarakat telah sangat banyak mengalami peningkatan terutama dalam hal kehidupan beragam, salah satunya berkat perjuangan dan upaya yang dilakukan oleh pndok pesantren An Nuur.

Model Kepemilikan/ Pengelolaan

Dalam pengelolaannya, pondok pesantren An Nur yang merupakan salah satu pondok pesantren yang bernafaskan Nahdlotul ‘Ulama(NU) pada awal berdirinya adalah milik keluarga. Kemudian setelah mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka berubah menjadi yayasan dengan dibentuknya Yayasan Al Ma’had An Nur yang langsung dipimpin juga oleh Bapak KH. Nawawi Abdul Aziz.

Sebagai sebuah lembaga yang telah memiliki banyak santri, pesantren ini juga melengkapi dirinya dengan beberapa lembaga yang bernaung dibawah Yayasan Al Ma’had An Nur, antara lain TPQ An Nur, Madrasah Tsanawiah, Madrasah ‘Aliyah Umum dan Keagamaan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an dan Madrasah Diniyah Al Furqon.

Model Pendididkan

Dalam perjalannanya, pondok pesantren An Nur memiliki beberapa model pendidikan tergantung pada masing-masing lembaga yang ada di pondok pesantren ini, yaiu:

a. Marhalah Bi an-nadazri

Tingkatan ini diperuntukan bagi santri-santri yang tidak menghafal Al Qur’an, dengan penekanan pada pematangan tajwid tartil dan juga makhorijul huruf dan pendalaman kitab-kitab kuning. Setiap harinya para santri yang tidak menghafal Al Qur’an, menyetorkan bacaan Al Qur’an secara nadzri kepada para khotim bil hifdzi yang masih bermukim di pondok pesantren.

b. Mahalah Tahfidz

Kelompok ini khusus bagi santri yang berminat menghafalkan Al Qur’an 30 juz, dimana saat ini tidak kurang dari 600 santri putra dan putrid yang belajar untuk menghfalkan Al Qur’an di pesantren ini. Dalam proses penghafalan para santri diasuh langsung oleh KH. Nawawi Abdul Aziz dengan metode bimbingan tahfidz. Disamping itu untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan hafalan para santri, maka setiap 6 bulan sekali diadakan Tes Peringkat Tahfidzul Qur’an dan Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ).

c. Marhalah Qiro’ah Sab’ah

Marhalah ini diperuntukan bagi para khotimin-khotimat (yang telah hafal Al Qur’an) yaitu mempelajari berbagai bentuk bacaan qiro’ah tujuh, sebagai program lanjutan bagi para santri telah hafal Al Qur’an, marhalah ini ini ditangani langsung pengasuh (KH. Nawawi Abdul Aziz). Madzhab yang dipakai dalam Qiro’ah As Sab’ah adalah madzhab hizril amani yang beliau terima dari Syaikh KH. Arwani Amin Kudus.

d. Madrasah Diniyah

Secara garis besar, Madrasah Diniyah terbagi menjadi menjadi dua cabang yaitu, Madrasah Diniyah yang diperuntukan bagi santri-santri Tahfidz (yang menghafal Al Qur’an) dan bagi santri-santri yang non-tahfidz. Tingkatan kelas Madrasah Diniyah ini pada dasarnya sama seperti Madrasah Diniyah pada umumnya yaitu tingkat ‘Ula dengan jenjang waktu 4 tahun, Wustho selama 2 tahun dan ‘Ulya dengan masa pendidikan selama 2 tahun.

e. Madrasah Formal

Pondok Pesantren An Nur telah memiliki Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK). Dengan fasilitas seadanya, para pengelola madrsah tetap berjuang dalam proses untuk mencapai tujuan dasar Pondok Pesantren An Nur. Dengan izin Allah SWT, Madrasah yang kami miliki mampu bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan diluar dan dalam kurun waktu 6 tahun, Madrash ini mampu mengantongi nilai tertinggi se Yogyakrta sebanyak tiga kali pada Ujian Akhir nasional dan semua siswanya lulus dengan nilai yang lumayan.

f. Sekolah Tinggi

Pondok Pesantren An Nur juga mampu mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an (STIQ) yang resmi dibuka pada tahun 2002 oleh menteri agama RI. Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an membuka 2 prodi: Tafsir Hadist (Ushuluddin) dan PAI (Tarbiyah). Kemudian tahun 004 dibuka program Ekstnsi dan program Diploma (DI dan D2).

Selain itu, pondok pesantren juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:

1. Jami’iyaah

2. Khitobah empat bahasa

3. Seni baca Al Qur’an

4. Dzibaiyyah Al Barzanji

5. Seni Hadrah dan Qasidah

6. Olahraga/senam

7. Pelatihan & seminar ilmiah

8. Karya ilmiah santri

9. Mujhadah malam jum’at

10. Mujahadah & majlis ta’lim ahad pon

Ustadz, Santri dan Alumni

Yayasan Al Ma’had An Nur memiliki 151 tenaga ustadz dan dosen, dengan perincian khusus mengajar di pondok, 29 ustadz dan ustadzah madrash diniyah, 38 ustad dan astadzah yang mengajar di Madrasah formal, 15 ustadz dan ustadzah TPQ serta 45 orang dosen yang mengajar di STIQ. Dari jumlah tersebut, hanya 45 ustad dan ustadzah yang bermukim di pondok pesantren An Nur tanpa adanya honor dari pondok atau pemerintah.

Sedangkan santrinya berjumlah sekitar 73 santri yang datang dari berbagai penjuru Indonesia mulai dari pulau Sumatra, Sulawesi, Bali, dan NTB. Adapun santri yang bermikim di Pondok Pesantren An Nur sekarang berjumlah sekitar 635 orang santri dan selebihnya adalah santri non mukim atau dikenal dengan sebutan santri kalong.

Pondok Pesantren An Nur Ngrukem telah mampu menelorkan banyak alumni yang berkualitas yang tersebar dimana-mana. Ada yang mendirikan pondok pesantren sendiri, ada juga yang ikut berkiprah dalam kancah perpolotikan Indonesia. Disamping itu, Pondok Pesantren An Nur telah mampu mencetak sebanyak 303 orang hafidz dan hafidzoh.

Sarana dan Prasarana

Selama lebih dari 28 tahu berdiri, Pondok Pesantren An Nur selalu mengalami peningkatan dalam segala hal termasuk sarana dan prasarana yang dimiliki. Hingga saat ini pondok ini telah memiliki fasilitas belajar antarra lain:

1. Asrama santri

2. Kamar mandi dan mck

3. Ruang Kantor (putra dan putrid)

4. Musholla (putra dan putrid)

5. Ruang belajar

6. Aula (gedung serba guna)

7. Ruang tamu (putra dan putrid)

8. Gedung perpstakaan

9. Mini market dan wartel

10. Kantin dan koperasi

11. Rental computer

12. Ruang menjahit

Program Pengembangan

a. Mulai tahun 2004, pondok pesatren membangun mushollaa putrid berlantai tiga dan baru selesai 85%. Untuk itu, tahun 2006 ini telah direncanakan penyelesain kekurangan tersebut. Selain itu, pondok pesantren akan membangun gedung berlantai tiga yang terdiri dari kamar mandi, wc, tempat tidur serta ruang belajar bagi santri putra.

b. Adanya STIQ An Nur, diimana 70% mahasiswanya adalah para Hafidz (hafal Al Qur’an dan sedang menghafalkannya), yang saat ini baru membuka 2 prodi sehingga selain memaksimalkan prodi yang sudah ada juga perlu dibuka prodi yang lain yang jauh lebih bisa menjawab tantangan kemajuan zaman.

c. Program bidang ekonomi yaitu dengan meningkatkan yang dikelola Pondok Pesantren: mini market, jasa telekomunikasi, rental computer.

Sumber Dana da Usaha Ekonomi

Dana yang digunakan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan Pondok Pesantren An Nur diperoleh dari berbagai pihak seperti iuran santri, bantuan donatur, instansi pemerintah dan dari berbagai usaha yang tidak mengikat seperti mini market dan wartel serta koperasi.

Program-program Unggulan

Secara garis besar, pondok pesantren An Nur memiliki program-program unggulan dalam bidang ilmu pengetahuan, bakat dan seni serta keterampilan. Adapun program unggulan dibidang pendidikan Diniyah yang dimiliki oleh Pondok Pesantren An Nur, antara lain:

1. Tahfidzul Qur’an

2. Qiroah As Sab’ah yang memakai madzhab Hizril Amani

3. Fiqh dan Usul fiqh

4. Ilmu alat

5. Akhlaq

Sedangkan yang bergerak di bidang seni yaitu: seni membaca Al Qur’an, Seni Hadroh bagi santri putra dan seni qosidah modern bagi santri putri.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 17 Februari 2009

pengumuman beasiswa Depag RI

. Selasa, 17 Februari 2009
0 komentar

DEPARTEMEN AGAMA R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4,

Telepon : 3811642, 3811654, 3812216, 3812679, 3811214

J A K A R T A

P E N G U M U M A N

No. Dt.I.III/5/HM.01/51/09

Departemen Agama RI. melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam cq. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri (ITB, UGM Yogyakarta, ITS Surabaya, IPB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UNAIR Surabaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN Walisongo), memberi kesempatan kepada santri berprestasi kelas 3 Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat di pondok pesantren untuk mengikuti Tes/Seleksi Calon Mahasiswa Program Strata I (S1) melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi Departemen Agama RI untuk Tahun Akademik 2009/2010.

Pendaftaran tes/seleksi dapat dilakukan di Kantor Wilayah Departemen Agama terdekat paling lambat tanggal 28 Februari 2009. Adapun seleksi akan dilaksanakan secara serentak di 27 Kantor Wilayah Departemen Agama yang ditunjuk pada tanggal 19 Maret 2009.

Informasi selengkapnya dapat diperoleh lebih lanjut pada Kantor Wilayah Departemen Agama masing-masing dan dapat pula diakses melalui www.pondokpesantren.net



Jakarta, 29 Januari 2009

An. Direktur Jenderal

Direktur Pendidikan Diniyah

dan Pondok Pesantren,



H. Amin Haedari

NIP. 150 216 757

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 16 Februari 2009

Pondok Pesantren Wilayah Bantul

. Senin, 16 Februari 2009
3 komentar

No.

NAMA

Alamat

Kecamatan

1

Asy Syifa'

Jogodayoh Sumbermulyo

Bambanglipuro

2

Mamba`ul Hikmah

Kanutan Sumbermulyo

Bambanglipuro

3

Qurrota A'yun

Kauman Babadan

Banguntapan

4

Al Muthi'in

Maguwo

Banguntapan

5

Hidayatul Falah

Bejen

Bantul

6

Al Anwar

Bolon

Bantul

7

Baitussalam

Karanggayam

Bantul

8

Al Banaat

Krajan

Bantul

9

Al Fataa

Krajan

Bantul

10

Nashrulloh

Pepe Bantul

Bantul

11

Al Istiqomah

Tajeman

Bantul

12

Hidayatul Mubtadi`ien

Tajeman

Bantul

13

Miftahul Huda

Bangunharjo Muntuk

Dlingo

14

Al Huda

Kebosungu II

Dlingo

15

Nurul Jannah

Kediwung

Dlingo

16

Al Muna

Giriloyo Wukirsari

Imogiri

17

Ar Ramli

Giriloyo Wukirsari

Imogiri

18

Ilmu Giri

Nogosari Selopamioro

Imogiri

19

Darul Hikam

Numpukan

Imogiri

20

Ar Rohmah

Tilaman Wukirsari

Imogiri

21

Nurul 'Ulum

Tlenggongan Tlogo Kebonagung

Imogiri

22

Nurul Yakin

Tlogo Kebonagung

Imogiri

23

JMC

Jl. Imogiri km 17

Imogiri

24

Hidayatul Ummah

Bulusan Canden

Jetis

25

Al Mu'awanah

Ponggok II Trimulyo

Jetis

26

Rohmatul Umam

Jl. Parangtritis km. 12 Tegalsari Donotirto

Kretek

27

Al Furqon

Guwosari

Pajangan

28

Syafa'atul Qur`an

Iroyudan Guwosari

Pajangan

29

Nurul Qur’an

Gupakwarak

Pajangan

30

Tarbiyatul Qur’an Ash-shibyan

Gupakwarak

Pajangan

31

Nida`ul Ummah

Banaran Gilangharjo

Pandak

32

Al Imdad

Kauman Wijirejo

Pandak

33

Miftahul Huda

Cepokjajar Sitimulyo

Piyungan

34

As Sa’du

Gunungcilik Srimartani

Piyungan

35

Islamic Centre Bin Baz

Karanggayam Sitimulyo

Piyungan

36

ISC Aswaja Lintang Songo

Pagergunung I Sitimulyo

Piyungan

37

Manzilatus Sakinah

Wanujoyo Lor Srimartani

Piyungan

38

Kaliopak

Klenggotan Srimulyo

Piyungan

39

Al Ridlo

Bawuran

Pleret

40

Darussalam

Bawuran

Pleret

41

Al ‘Izzah

Bedukan

Pleret

42

Al Hisyam

Brajan Wonokromo

Pleret

43

Al Mahalli

Brajan Wonokromo

Pleret

44

Walisongo

Gebang Wonolelo

Pleret

45

Al Husain

Jejeran I Wonokromo

Pleret

46

TQ Amumarta

Jejeran I Wonokromo

Pleret

47

Miftahul ‘Ulum

Jejeran II Wonokromo

Pleret

48

Al Fitroh

Jejeran Wonokromo

Pleret

49

An Nawawi

Jejeran Wonokromo

Pleret

50

Baiquniyah

Jejeran Wonokromo

Pleret

51

Hidayatus Shibyan

Jejeran Wonokromo

Pleret

52

Miftahul ‘Ulum II

Jejeran Wonokromo

Pleret

53

Syifaul Qulub

Kanggotan

Pleret

54

Al Rusydi

Kanggotan

Pleret

55

API al Djonet

Kanggotan

Pleret

56

Min Fadli Robbi

Kanggotan

Pleret

57

Muhammadiyah

Kanggotan

Pleret

58

Nahdlatusy Syubban

Kanggotan Pleret

Pleret

59

An Nikmah

Kerto Kanggotan

Pleret

60

Nurul Mukmin

Kerto Kanggotan

Pleret

61

Darul ‘Ulum

Ketonggo RT 04/21 Wonokromo

Pleret

62

Al Futuh

Pandes II Wonokromo

Pleret

63

Binaul Ummah

Ploso Wonolelo

Pleret

64

Ta’limul Qur`an

Segoroyoso

Pleret

65

Roudlotul Fatihah

Tambalan

Pleret

66

Abdul Aziz

Wonokromo I

Pleret

67

Darul Qur`an Al Imam

Wonokromo I

Pleret

68

Ar Roufi

Wonokromo I

Pleret

69

Fadlunminallah

Wonokromo I

Pleret

70

Al Abyan

Wonokromo I Wonokromo

Pleret

71

At Ta’abbud

Wonokromo I Wonokromo

Pleret

72

Darul Musta’in

Wonokromo I Wonokromo

Pleret

73

Al Munajah

Wonokromo II

Pleret

74

Al Wahbi

Wonokromo II

Pleret

75

As Su’ada

Wonokromo II

Pleret

76

As Salafiyah

Jejeran Wonokromo

Pleret

77

Al Furqon

Sanden Murtigading

Sanden

78

Ummul Muta’allimin

Argosari

Sedayu

79

Hidayatul Mubtadi`in

Dingkikan Argodadi

Sedayu

80

Mambaul Falah

Sungapan Argodadi

Sedayu

81

Al Fataa

Dukuhan Timbulharjo

Sewon

82

Al Mubaarok

Garon Penggungharjo

Sewon

83

Aji Mahasiswa Al Muhsin

Krapyak Panggungharjo

Sewon

84

Al Busyro

Krapyak Panggungharjo

Sewon

85

Al Kandiyas

Krapyak Panggungharjo

Sewon

86

Al Masyhuriyyah

Krapyak Panggungharjo

Sewon

87

Al Munawwir

Krapyak Panggungharjo

Sewon

88

Ali Maksum

Krapyak Panggungharjo

Sewon

89

Komplek Huffadz I

Krapyak Panggungharjo

Sewon

90

Komplek L

Krapyak Panggungharjo

Sewon

91

Komplek Q

Krapyak Panggungharjo

Sewon

92

Nurussalam Putri

Krapyak Panggungharjo

Sewon

93

Al Anwar

Ngrukem Pendowoharjo

Sewon

94

Al Maghfiroh

Ngrukem Pendowoharjo

Sewon

95

An Nuur

Ngrukem Pendowoharjo

Sewon

96

Nurul Anwar

Sawahan Timbulharjo

Sewon

97

Nurul Iman

Sorogenen Timbulharjo

Sewon

98

Hindun/Anisah

Krapyak Panggungharjo

Sewon

99

Darul Muhaimin

Krapyak Panggungharjo

Sewon

100

Huffadh II

Krapyak Panggungharjo

Sewon

101

As Satibi Komplek T

Krapyak Panggungharjo

Sewon

102

Baidlowi

Godegan Trimurti

Srandakan

103

Fadlan Minallahi Wani’mah

Godegan Trimurti

Srandakan

104

Ar Rahmah

Kedungbule Trimurti

Srandakan

105

An Nuur

Pedak Trimurti

Srandakan

106

Daarul Aitam

Jl. Parangtritis Km 8.5 Miri RT 27 Pendowoharjo

Sewon

107

Darus Sunnah Al Khoiriyah

Tangkil, Muntuk RT 06/14

Dlingo

108

Darul Mukmin

Bawuran

Pleret

109

Nurul Ulum

Jl. Parangtritis km. 12 Tegalsari Donotirto

Kretek

110

Bangunjiwo/KH.Muslih

Kasongan

Bangunjiwo

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
FKPP Bantul is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com